aku paling benci kalo bertemu karo Bu Woro di ruang BK. sudah tiga kali aku disuruh menemuinya. ini yang keempat kalinya
"apa cuma aku yang  mendapat perlakuan seperti ini? kalau keinginanku  ingin hidup tentram tanpa perkara yang menyelimuti ." ujarku di hati.
Bu lik sudah pernah cerita dari umur 7 bulan aku dititipkan di rumahnya bulik di depok , karena ibuku ikut bapak ke Jakarta. kebetulan bulik sudah lima tahun menikah belum memiliki momongan. jadi  aku disana diperlakukan seperti anaknya sendiri
waktu berganti terus aku  kelas 7 SMP kulawargane bu lik di beri momongan. Pikirku keluwargane bulik menjadi ramai. Gagah putrane bulikyang umurnya 5 bulan tapi lebih di sayang. mulane anggonku pulang sekolah sampai rumah jam 4 sore. kalau dtanya jawabanku ada kegiatan di sekolahan.
lama lama paklik curiga dengan alasanku. pak lik menyempatkan pergi ke sekolah menemui bu Woro untuk menetahui kenapa setiap hari aku pulang sore. setelah itu paklik dan bu Woro memanggilku.
"Bu Wara ingin Tiffa jujur! Apa sebabnya Tiffani pulang sore? Padahal Tiffani cuma ikut ekstra kerawitan, itu aja cuma hari rabu?" piakone Bu Wara saat aku masuk ruang BK.
Aku lalu crita tentang diri  pribadiku. sampai tidak tahan meneluarkan air mata.
"Seharusnya Tiffani tidak boleh marah kepada bulik dan paklik. ini tidak berarti bu wara membela bulik lan paklikmu. tapi putrane bulik kan masih kecil seharusnya butuh kasih sayang. kalau sarannya bu wara lebih baik  Tiffani sering membantu repotnya  kulawarga!" ngendikane bu wara.
kupikir  benar juga ngendikane bu Woro. mula perkaraku bisa diudhari. tetapi ada bab yang jadi panguneg-uneging pikirku. di atasnya persoalan sudah 12 taun orang tuaku tidak pulang ke Yogya.
Ing klas 8 aku juga di panggil  bu Woro di ruang BK. "Ini pasthi masalah uang jaket ekstra yang ku pakai ?" pikirku didalam hati.
"ternyata uang jaket kamu gunakaan bersama pacarmu, Tiffa.. Tiffa kok sampai segitu tingkahlakumu terus untuk apa?" ngendikane bu Woro sama geleng2.
banyak sekali yang dibicarakan bu Woro kepada aku. yang baku aku harus memulangkan uang jaket dan harus mutus pacarku. judhegku sampai kelas 9 aku gak bisa mbayar.
genap seminggu aku aku tidak berangkat sekolah. membuat bu lik dan paklik juga pihak dari sekolahan bingung karena kurang sebulan aku ujian tetapi tanpa kabar,
"dimaafkan ibu tadi ngajar kelas 8 jadi agak lama kamu menunggu di ruang BK." ngendikane Bu Woro karo ndelehake buku lan tase ing nduwur mejane.
tidak lama pak likku masuk ruang BK bersama dua orang laki2 dan perempuan lalu duduk di tempat yang tersedia.
"pasthi Bu Wara yang ngabari pak likku kalau aku di sekolah." panggraitaku ing jero ati.
"dimana saja to seminggu iniTiff?" pitakone pak lik gawe cingak pawongan loro mau.
"Jadi Tiffani Saraswati bocah yang aku titipkan ke kamu dhik?" tanya perempuan itu melihat aku lalu memeluk aku. tapi aku nyingkir karena aku merasa tidak kenal dengan dia.
"Maafkan orang tuamu Tiff? karena keadaan membuat orang tuwamu nitipake kamu di paklikmu. kalau mau ngajak kamu ke Jakarta bapak belum dapat kerjaan. mula bareng paklikmu kirim kabar kalau kamu pergi dari rumah dan sekolah, ibu lan bapak kagungan krenteging ati. setelah lulus bakal dibawa ke Jakarta, untuk sekolah disana?"
"ngendikanipun ibu tidak untuk membuat senang hati kula yang sedang sakit ini?"
ibu banjur nyedhakilan ngekep aku. ngesokake kangen kang wis suwe ora tau dipupuk rasa tresna.
"mohon maaf saya Pak Pon iyang ditangisi Tiffani seminggu ini."Tembunge Pak Pon yang masuk ruang BK kebak kringet pating dlewer.
semua padha terdiam tidak tahu maksud pembicaraan Pak Pon. wusanane banjur blaka kalau  seminggu ini aku bekerja di rumahnya pak Pon yang punya usaha kantin, hasilnya untuk mebayar utangku.
krungu crita meh kabeh pada trenyuh, sawangsinawang tanpa guneman.
wiwit kedadean ing ruang BK anggonku nglakoni urip kebak pangarep-arep, kebak katresnan saka wong tuwaku, sangsaya mantep jumangkag ngranggeh impenkku.
BILA ADA KESAMAAN TOKOH WAKTU, TEMPAT, NAMA, DAN LAIN-LAIN. MOHON MAAF KARENA INI HANYA FIKTIF IMAJINASIKU.